I.
ACARA
Pengolahan Pisang Aroma
II.
TUJUAN
a.
Mengetahui alat dan bahan yang digunakan
dalam proses pengolahan Pisang Aroma
b.
Mampu melakukan proses pengolahan pisang
aroma dengan baik
c.
Mengetahui CCp dari proses pengolahan
Pisang Aroma
III.
Alat dan bahan
Alat :
1.
Bak 9. Centrifuse 17. Plastic box
2.
Telenan pisau 10. Kipas angin 18.
Plastic kemas
3.
Kompor gas 11. Timbangan 19.
Kardus kemas
4.
Wajan besar 12. Sealer 20. Pita warna
5.
Wajan kecil 13. Tampah 21. Expired
6.
Baskom 14. Tungku 22. Box krate
7.
Peniris 15. Sendok teh 23. Serok
8.
Pengaduk 16. Box Plastik
Bahan :
1.
Pisang aroma 6.
Air
2.
Tepung terigu 7.
Penguat aroma “red bell” : pisang ambon
3.
Gula pasir 8.
Minyak goring
4.
Garam 9. Vanili
5.
Lem
IV.
Prosedur kerja
1.
Mempersiapkan alat dan bahan
2. Membuat
adonan dari Tepung terigu, garam, gula, vanili dan air hingga bercampur rata
sehingga adonan lentur
3. Pengkerakan
atau membuat kulit pisang aroma dengan menekankan adonan tepung terigu pada
wajan lalu diangkat setelah matang
4. Sortasi
dan mengupas kulit pisang raja nangka
5. Memotong
pisang raja nangka menjadi irisan kecil memanjang
6. Melakukan
penggulungan dengan selembar kulit pisang aroma diberi 1 irisan pisang raja
nangka, bagian tepi pisang ditaburi 1 sendok teh gula pasir, kemudian digulung
dengan bagian tepi lainnya diberi lem terlebih dahulu.
7. Memotong
pisang yang digulung sekitar 2 cm
8. Menggoreng
pisang yang digulung dengan ditambahkan penguat aroma dengan terus diaduk
hingga matang
9. Menisiskan
dengan alat bantu Centrifuse
10. Didinginkan
dengan kipas angin
11. Disimpan
selama 1 hari
12. Dikemas
dengan berbagai macam pilihan
V.
DASAR TEORI
Berdiri sejak
5 Desember 2005, di sebuah desa kecil 8 km arah utara dari pusat kota
Temanggung,yaitu di RT 01 RW 04 Kel. Gesing Kec. Kandangan Kab. Temanggung,
Jawa Tengah yang merupakan usaha binaan dari Dinas Perindustrian &
Perdagangan, Pertanian, Koperasi & UPK (PNPM. MD Kec. Kandangan).
Berawal dari
sebuah usaha rumahan, berkat tangan terampil Ibu Endang SMS selaku pendiri,
saat ini pisang aroma telah menjadi sebuah industri kecil & telah memiliki
15 karyawan tetap & 39 karyawan lepas yang merupakan RTM (Rumah Tangga
Miskin).
Pisang Aroma
Mahkota merupakan makanan khas Kab. Temanggung yang dibuat dari bahan dasar
(Pisang Raja Nangka), dipadukan dengan berbagai bahan pilihan lain seperti
terigu, gula, vanilly, dll yang tentunya diolah secara higienis.
Pangsa pasar
Pisang Aroma Mahkota saat ini telah merambah hampir di seluruh pulau Jawa,
dengan kapasitas produksi ±2000Kg – 5000 kg per bulan, dan diharapkan
kedepannya mampu menjadi salah satu produk makanan yang bisa diandalkan dari
Kab. Temanggung.
Produk-produk
Pisang Aroma Mahkota tersedia dalam berbagai kemasan dan bahan yang digunakan
adalah Terigu, Pisang Raja Nangka, Gula dan Minyak.
Proses
Pembuatan:
- Pembuatan kulit Pisang Aroma
yang merupakan bagian luar berasa manis & renyah, serta aroma harum yang
digunakan untuk membungkusbuah pisang dengan bahan dasar terigu, garam, vanilly
& air.
- Pembuatan isi dengan
menggunakan bahan-bahan seperti buah pisang (Pisang raja Nangka), gula dan
terigu yang digunakan sebagai perekat.
VI.
TABEL
PENGAMATAN
No
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Bahan dasar
|
Bentuk : serbuk
|
(tepung terigu)
|
Warna : putih
|
|
Tekstur : lembut
|
||
2.
|
Pencampuran
|
Bentuk : adonan
|
Warna : putih
|
||
Tekstur : lembek
|
||
3.
|
Pengkerakan
|
Bentuk : lingkaran tipis
|
Warna : putih gading
|
||
Tekstur : renyah
|
||
4.
|
Bahan Dasar
|
Bentuk : lonjong
|
(Pisang Raja Nangka)
|
Warna : hijau
|
|
Tekstur : agak keras
|
||
5.
|
Pengupasan
|
Bentuk : lonjong
|
Warna : kuning
|
||
Tekstur : agak keras
|
||
6.
|
Pemotongan
|
Bentuk : irisan memanjang
|
Warna : kuning
|
||
Tekstur : lunak
|
||
7.
|
Penggulung
|
Bentuk : silinder
|
Warna : putih gading
|
||
Tekstur : agak keras
|
||
8.
|
Pemotongan
|
Bentuk : silinder dengan
tinggi 2 cm
|
Warna : putih gading
|
||
Tekstur : agak keras
|
||
9.
|
Penggorengan
|
Bentuk : silinder dengan
tinggi 2 cm
|
Warna : coklat
|
||
Tekstur : renyah
|
||
Keterangan : kadar minyak
goreng masih tinggi
|
||
10.
|
Penirisan
|
Bentuk : silinder dengan
tinggi 2 cm
|
(alat bantu Centrifuse)
|
Warna : coklat
|
|
Tekstur : renyah
|
||
Keterangan : kadar minyak
goreng menjadi rendah
|
||
11.
|
Pendinginan
|
Bentuk : silinder dengan
tinggi 2 cm
|
(alat bantu kipas angin)
|
Warna : coklat
|
|
Tekstur : renyah
|
||
Keterangan : suhu pisang aroma
turun
|
||
12.
|
Storage
|
Bentuk : silinder dengan
tinggi 2 cm
|
Warna : coklat
|
||
Tekstur : renyah
|
||
13.
|
Packaging
|
Bentuk : silinder dengan
tinggi 2 cm
|
Warna : coklat
|
||
Tekstur : renyah
|
VII.
PEMBAHASAN
Pisang aroma
merupakan makanan khas Kabupaten Temanggung yang dibuat dari bahan dasar Pisang
(Pisang Raja Nangka), dipadukan dengan berbagai bahan pilihan lainnya yaitu
Tepung Terigu, Gula, Garam, Vanili, dll. Pisang Aroma dibuat dengan melalui
beberapa proses sehingga dapat dihasilkan produk dengan cita rasa manis dan
renyah.
Untuk
menghasilkan Pisang Aroma yang baik. Bahan- bahan yang diperlukan antara lain:
1. Pisang
Raja Nangka, yang sudah masak
2. Tepung
Terigu, sebagai bahan dasar pembuatan kulit yang membungkus pisang, biasanya
yang digunakan adalah “Naga Merah”, “Segitiga Biru”, “Cakra”.
3. Gula
Pasir, sebagai pemanis, dicampurkan pada adonan kulit pisang aroma dan
ditaburkan saat proses penggulungan.
4. Garam,
sebagai pemberi rasa gurih, dibubuhkan pada pembuatan adonan kulit pisang
aroma.
5. Lem,
campuran dari tepung terigu dan air menjadi adonan yang agak encer.
6. Vanili,
sebagai pemberi aroma harum pada pisang aroma serta dicampur dengan gula saat
penggulungan dengan perbandingan 1 sachet vanili : 1 kg gula pasir.
7. Air,
digunakan dalam pembuatan adonan kulit pisang aroma dan pembuatan lem.
8.
Penguat aroma “red bell” : pisang ambon,
dibubuhkan saat penggorengan.
9. Minyak
Goreng, sebagai perantara panas saat menggoreng.
Pealatan yang digunakan adalah:
1. Bak
: tempat pisang raja nangka yang sudah dikupas, tempat mencampurkan adonan
kulit pisang aroma.
2. Telenan
: tempat memotong pisang raja nangka, tempat memotong pisang yang digulung.
3. Pisau
: mempercepat pengupasan pisang raja nangka, alat untuk memotong pisang raja
nangka, memotong pisang yang digulung.
4. Kompor
gas : sebagai media panas saat pembuatan kulit pisang aroma.
5. Wajan
besar : tempat menggoreng pisang yang digulung.
6. Wajan
kecil : tempat membuat kulit pisang aroma. Wajan kecil ini biasanya pada salah
satu ganggang penggorengannya diberi kayu dengan diikat kawat agarntidak panas
saat diangkat.
7. Pengaduk
: membolak-balikkan pisang yang digulung saat digoreng agar didapatkan pisang
aroma yang bagus.
8. Centrifuse
: alat peniris pisang aroma setelah digoreng.
9. Kipas
angin : mempercepat proses pendinginan pisang aroma setelah ditiriskan.
10. Timbangan :
ada dua yaitu timbangan biasa dan timbangan digital. Timbangan biasa untuk
menimbang tepung terigu. Sedangkan timbangan digital digunakan pada saat
mengemasi pisang aroma.
11. Sealer :
menyegel plastic setelah diisi pisang aroma pada saat mengemasi.
12. Tampah :
tempat pisang aroma saat akan dikemas.
13. Tungku :
menggoreng pisang yang digulung menjadi pisang aroma.
14. Sendok teh
: membantu mengukur gula yang akan
ditambahkan saat penggulungan.
15. Box plastic
: tempat pisang yang digulung setelah dipotong.
16. Plastic bal
: untuk mengemasi pisang aroma ukuran 4 kg.
17. Plastic
kemas : plastic yang sudah disablon dengan berbagai macam berat, antara lain
250 gram, 350 gram, dan 450 gram.
18. Kardus
kemas : kemasan pisang aroma ukuran 250 gram, 350 gram.
19. Pita warna
: penghias pada akhir saat pengemasan.
20. Expired :
alat pemberi tanggal kadaluarsa.
21. Box krate :
tempat pisang aroma yang sudah dikemasi.
22. Serok :
mengambil pisang aroma yang sudah matang saat penggorengan.
Setelah alat
dan bahan sudah siap, proses pengolahan dapat dilakukan mulai dari :
1. Pencampuran
Adonan Kulit Pisang Aroma
Adonan kulit pisang aroma merupakan campuran dari tepung terigu, garam,
gula, dan vanili. Tepung terigu yang digunakan biasanya adalah “Naga Merah”,
“Segitiga Biru” , maupun “Cakra”, karena tepung tersebut cepat mengembang
disbanding tepung lainnya setelah dicampur dengan air.
Bahan-bahan tersebut dicampur secara manual/dengan tangan karena
adonannya yang lengket. Adonan ini tidak boleh terlalu encer ataupun terlalu kental.
Adonan harus pas bila dipantulkan ke udara dan dapat ditarik ulur atau jika
dipegang/digerak-gerakkan dengan tangan adonan tidak boleh cepat jatuh.
2. Pengkerakkan
Adonan kulit yang telah jadi kemudian dikerakkan atau dibuat menjai kulit
tipis. Dengan menggunakan 5 buah wajan ukuran kecil yang salah satu ganggang
penggorengan diberi sebatang kayu yang diikat dengan kawat. Wajan itu
diletakkan diatas kompor gas dengan api kecil.
Pengkerakkan dilakukan saat wajan hangat, adonan ditarik ulur dengan
tangan kanan, lalu dipusatkan ditengah, tekankan diwajan sambil dipegangi
dengan tangan kiri pada batang kayunya, kemudian adonan ditarik lagi. Maka akan
terbentuk kulit tipis diwajan. Kulit dibiarkan matang terlebih dahulu, jika
bagian pinggir kulit ulai mengelupas dari wajan, berarti kulit sudah matang dan
dapat diangkat.
Pengkerakkan harus dilakukan secara berkelanjutan karena jumlah wajan ada
5. Selain itu, wajan yang digunakan tidak boleh terlalu panas karena saat
adonan ditempelkan akan cepat matang dan ikut tertarik kembali oleh adonan yang
belum matang. Pada adonan yang encer jika dikerakkan akan sulit dikelupas dari
wajan. Wajan juga tidak boleh sampai terkena air/tercuci karena akan
menyebabkan kulit tidak dapat terkelupas.
3. Sortasi
dan pengupasan
Pisang yang digunakan untuk pembuatan pisang aroma adalah pisang raja
nangka, kelebihan dari pisang lainnya adalah:
a) Teksturnya
yang keras membuatnya tidak mudah penyek
b) Ukurannya
yang lebih besar dan panjang membuatnya pas dengan ukuran kulit pisang aroma
c) Lebih
mudah dibelah, serta matangnya pas dan cepat.
d) Mudah
didapatkan
Pengupasan pisang dapat dilakukan dengan cara manual maupun dengan alat
bantu pisau. Secara manual pisang dipatahkan satu per satu dari lirangnya,
kemudian dari ujung yang berbeda ditarik sehingga memunculkan buah pisang. Buah
pisang dapat diambildengan mudah.
Pengupasan dengan alat bantu pisau biasanya digunakan jika pisang raja
nangka tidak terlalu masak yang ditandai dengan masih kerasnya/ terlalu
menempelnya antara buah pisang dengan kulitnya. Pengupasan cukup mudah, yaitu
dengan menyayatkan pisau pada permukaan kulit pisang hingga terlihat buah
pisang, buah pisang dapat diambil.
Kedua cara diatas harus dilakukan secara hati-hati agar buah pisang tidak
patah mauopun terpotong.
4. Pemotongan
Pemotongan dilakukan dengan membelahnya menjadi 2 bagian lalu dipotong
memanjang 3bagian, untuk pisang raja nangka ukuran kecil. Pada pisang raja
nangka ukuran besar, pisang dibelah menjadi 3 bagian lalu dipotong memanjang 4
bagian. Sehingga dalam 1 buah pisang raja nangka didapatkan 6-12 belahan pisang
yang dihasilkan.
5. Penggulungan
Penggulungan dilakukan dengan mempersiapkan gula yang sudah dicampur
dengan vanili dengan perbandingan 1 kg gula : 1 sachet vanili, lem, potongan
pisang , dan tumpukan kulit tipis pisang aroma.
Pertama-tama ambil selembar kulit tipis dari tumpukan lalu letakkan
irisan pisang raja nangka memanjang dari ujung ke ujung. Setelah itu, ditaburi
ditepiannya 1 sendok teh gula pasir secara merata. Gulung pisang tersebut
dengan menyisakan ¼ bagian, tepi bagian tersebut diberi lem dan gulung hingga
selesai.
Penggulungan disini dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Untuk
potongan pendek, penggulungan dilakukan secara erat
2. Untuk
potongan panjang, penggulungan dilakukan secara kendor.
6. Pemotongan
Pemotongan juga dibedakan berdasarkan potongan yang diinginkan. Untuk
potongan pendek, setiap 1 gulungan dipotong 6 buah potongan bersama ujungnya
yaitu kira-kira 2 cm per potongan. Sedangkan untuk potongan panjang 1 gulungan
dipotong menjadi 2 tanpa ujungnya atau ujungnya dirapikan terlebih dahulu.
7. Penggorengan
Pada penggorengan, dibutuhkan kurang lebih 9 liter minyak goreng. Minyak goreng
yang biasa digunakan adalah campuran antara minyak “Senia” dan minyak masak. Berdasarkan
lamanya penggorengan dibagi menjadi 2 yaitu:
1. 15
menit untuk potongan panjang
2. 30
menit untuk potongan pendek
Pada proses ini juga ditambahkan bahan tambahan makanan “RED BELL” yaitu
penguat aroma : “Pisang Ambon”. Penggorengan dilakukan dengan menggunakan
tungku. Dengan bantuan pengaduk, pisang yang digulung digoreng hingga matang. Penggorengan
akan menghasilkan pisang aroma yang baik jika pisang yang digulung dimasukkan
kedalam minyak goreng sedikit demi sedikit. Ini akan menyebabkan hasil gorengan
yang berkilau karena gula yang mencair pada bagian luar pisang aroma.
8. Penirisan
Penirisan dilakukan dengan menggunakan centrifuse selama kurang lebih 1
menit. Pada tahap ini mempengaruhi keawetan pisang aroma. Bila penirisan
dilakukan terlalu sebentar akan menyebabkan minyak yang terkandung dalam produk
masih banyak, maka produk akan cepat tengik.
9. Storage
Sebelum produk dikemas, pisang aroma harus mengalami proses storage atau
penyimpanan kurang lebih 1 hari agar tidak terjadi defect temperature: keadaan
produk yang belum sepenuhnya dingin.
Selain itu, fungsi dari penyimpanan ini adalah agar saat dikemas nanti
produk tetap renyah.
10. Packaging
Packaging dilakukan dengan terlebih dahulu mempersiapkan plastic kemas yang
telah diberi tanggal kadaluarsa, pita yang sudah dipotong, kardus yang sudah
dilapisi kertas, timbangan, sealer, box krate.
Pertama-tama bagian dasar plastic kemas diberi dasar kardus yang dilapisi
kertas, kemudian diisi pisang aroma , timbang pisang aroma sesuai berat yang
diperkukan, yaitu 250 gram, 350 gram, serta 450 gram. Plastic tersebut lalu diseal-er
kemudian bagian atas dibuat kipas lalu diikat menggunakan pita yang sudah
disiapkan. Setelah jadi, pisang aroma diletakkan di box krate.
Kemasan lain yaitu bal dengan berat 4 kg. ini dikemas dengan
mempersiapkan plastic bal, kardus yang sudah dilapisi kertas, pita yang sudah
dipotong, stiker, dan timbangan. Plastic bal dasarnya diberi kardus yang
dilapisi dengan kertas, diisi dengan pisang aroma, kemudian ditimbang 4 kg dan
ditali pita.
Ada juga kemasan kardus, persiapan kardus, tali, plastik, beberapa stiker, isolasi dan sealer. pertama-tama, plastik diisi dengan pisang aroma, lalu di sealer. kardus diberi tali, diikat dari dalam kemudian diisi dengan pisang aroma yang dibungkus plastik sebelumnya. bagian atas diisolasi, lalu diberi beberapa stiker dibeberapa bagian.
wah ini tugas dari sekolah ya? lengkap bener penjabarannya
BalasHapus