PENGERTIAN
Uji kesukaan juga disebut uji hedonik. Panelis
dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya
(ketidaksukaan). Disamping panelis mengemukakan tanggapan senang, suka atau
kebalikannya, mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat – tingkat
kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya dalam hal “ suka “ dapat mempunyai
skala hedonik seperti : amat sangat suka, sangat suka, suka, agak suka.
Sebaliknya jika tanggapan itu “ tidak suka “ dapat mempunyai skala hedonik
seperti suka dan agak suka, terdapat tanggapannya yang disebut sebagai netral,
yaitu bukan suka tetapi juga bukan tidak suka ( neither like nor dislike ).
Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan
menurut rentangan skala yang ikehendakinya. Skala hedonik dapat juga diubah menjadi
skala numerik dengan angka mutu menurut tingkat kesukaan. Dengan data numeric
ini dapat dilakukan analisis secara statistik. Penggunaan skala hedonik pada
prakteknya dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan. Sehingga uji hedonic
sering digunakan untuk menilai secara organoleptik terhadap komoditas sejenis
atau produk pengembangan. Uji hedonik banyak digunakan untuk menilai produk
akhir.
Penilaian dalam uji hedonic ini bersifat spontan.Ini
berarti panelidiminta untuk menilai suatu produk secara langsung saat itu juga
pada saat mencoba tanpa membandingkannya dengan produk sebelum atau sesudahnya.
Uji
mutu hedonik
Berbeda dengan uji
kesukaan uji mutu hedonik tidak menyatakan suka atau tidak suka melainkan
menyatakan kesan tentang baik atau buruk. Kesan baik – buruk ini disebut kesan
mutu hedonik. Karena itu beberapa ahli memasukkan uji mutu hedonik kedalam uji
hedonik. Kesan mutu hedonik lebih spesifik dari pada sekedar kesan suka atau
tidak suka. Mutu hedonik dapat bersifat umum, yaitu baik atau buruk dan
bersifat spesifik seperti empuk / keras untuk daging, pulen – keras untuk nasi,
renyah, liat untuk mentimun. Rentangan
skala hedonik berkisar dari extrim baik sampai ke extrim jelek. Skala hedonik
pada uji mutu hedonik sesuai dengan tingkat mutu hedonik. Jumlah tingkat skala
juga bervariasi tergantung dari rentangan mutu yang diinginkan dan sensitivitas
antar skala. Skala hedonik untuk uji mutu hedonik dapat berarah satu dan
berarah dua. Seperti halnya pada uji kesukaan pada uji mutu hedonik, data penilaiaan
dapat ditransformasi dalam skalanumerik dan selanjutnya dapat dianalisis
statistik untuk interprestasinya.
PRINSIP
Panelis diminta untuk mencoba suatu produk tertentu,
kemudian setelah itu panelis diminta untuk memberikan tanggapan dan penilaian
atas produk yang baru dicoba tersebut tanpa membandingkannya dengan yang lain.
TUJUAN
Tujuan dari uji hedonic ini adalah :
1. Untuk
mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap produk.
2. untuk
menilai komoditi jenis atau produk pengembangan secara organoleptik.
ORGANISASI
PENGUJIAN
§ Jumlah
Panelis,
§
Agak Terlatih : 20 – 25 Orang
§
Tidak Terlatih : 80 Orang keatas
§ Jumlah
contoh setiap penyajian
§ Contoh yang
sulit dinilai : 1 – 6 contoh
Contoh yang
mudah dinilai : 1 – 12 contoh
ALAT
DAN BAHAN
·
Alat-alat
yang digunakan adalah
:
1. Gelas berukuran
kecil.
2. Sendok.
3. Baki.
·
Bahan-bahan
yang digunakan adalah :
1. Nata de coco
2. Lembar penilaian.
CARA
PENYAJIAN CONTOH
Contoh uji hedonik disajikan secara acak dan dalam
memberikan penilaian panelis tidak mengulang-ulang penilaian atau
membanding-mbandingkan contoh yang disajikan. Sehingga untuk satu panelis yang
tidak terlatih, sebaiknya contoh disajikan satu per satu hingga panelis tidak
akan membanding-bandingkan satu contoh dengan lainnya. Sebagai contoh dapat
disajikan 3 jenis teh kotak dari 3 macam merek. Cara penyajian contoh dapat
dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2 berikut ini.
CARA KERJA
Ø
Metode sebagai penguji
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Memilih
produk sampel yang berbeda merk.
3. Menyajikan
sampel pada gelas kecil yang sudah dibersihkan, diberi 3 digit angka yang
berbeda.
4. Menyajikannya
kepada panelis dan member lembar format yang harus diisi.
5. Memberikan
pengarahan kepada kepada panelis tentang apa yang harus digunakan.
6. Mengumpulkan
data dari panelis secara statistic.
Ø
Metode sebagai panelis
1. Duduk
dan menunggu di ruang yang telah disediakan.
2. Mengisi
formulir yang telah disiapkan oleh penguji.
3. Mengikuti
instruksi yang disampaikan oleh penyaji.
4. Menguji
coba sampel yang disediakan dan member penilaian terhadap sampel.
5. Panelis
diminta untuk melakukan dengan jujur dengan apa yang dirasakan.
Statistika Pengolahan data pengujian organoleptik
Statistika
pengelohan data dan laporan pengujian yang penting antara lain adalah penyusunan data atau
penataan data sampai dengan diperoleh tentang jenis data frekuensi data.
Tampilan data dalam bentuk tabel, grafik atau diagram perlu untuk meningkatkan
kualitas informasi. Selanjutnya adalah tahapan pengolahan data yang meliputi
analisis pemusatan dan penyebaran data. Pengolahan data suatu pengujian
bertujuan untuk mendapatkan nilai:
- Nilai rata-rata atau nilai tengah pengujian
- Keragaman dari nilai pengujian
- Simpangan baku dari nilai-nilai pengujian
Cara pengolahan data
yang sering digunakan adalah dengan menggunakan analisis keragaman /analisis
peragam ( Analisys of varian atau ANOVA). Berikut disajikan sebuah data hasil
pengujian organoleptik yang dihimpun dari hasil pengindraan 15 orang panelis
yang diberi tugas untuk menilai kesuakaannya terhadap sejumlah contoh. Dalam
uji ini panelis diminta untuk menentukan tingkat kesukaannya terhadap rasa
manis dari 5 contoh manisan nata de coco dengan keriteria penilaian kesan
sebagai berikut:
·
Nilai 3 jika kurang manis ( kurang /tidak suka)
·
Nilai 5 jika cukup manis ( agak suka)
·
Nilai 7 jika manis (suka)
·
Nilai 9 jika sangat manis ( sangat suka)
Data hasil pengujian ditampilkan dalam
tabel analisis sebagai berikut:
·
Nilai
numerik organoleptik:
·
3
= tidak suka
·
5
= agak suka
·
7
= suka
·
9
= sangat suka
kuantitasi nilai pada parameter
organoleptik pada hasil uji, dapat disusun sesuai kesepakatan yang dihasilkan
antara panelis dengan penguji, dilakukan pada waktu pertemuan atau riefing.
Analisis
sidik ragam ( Analysis of Variance )
adalah
analisis yang paling umum digunakan untuk mengolah data secara kuantitatif.
Faktor koreksi = Fk =
Jkt/ (n1 x n2) =
Jk Contoh = (JKT /n1)
– Fk =
Jk
Panelis = Jk Panelis= (JKT/n2)- Fk =
Total
Jk = JKT– Fk
db contoh = n2 -1 =
db Panelis = n1 -1 =
db Kesalahan = db
Total – ( db n1 + db n2 ) =
db Total = (n1 x n2 )
– 1 =
Jk Kesalahan = Total
Jk – (Jk Contoh + Jk panelis) =
Kuadrat tengah Contoh
= KT Contoh = JK contoh / db contoh
Kuadrat tengah
Panelis = KT Panbelis = JK Panelis / db Panelis
KT Kesalahan (galat) = Jk Kesalahan / db Kesalahan
F Hitung
Panelis = KT Contoh / KT panelis
Kesimpulan jika
Harga F hitung lebih besar dari pada F tabel, berarti di antara kadar gula
manisan nata contoh, terdapat perbedaan yang berpengaruh secara nyata
(signifikan) terhadap penerimaan konsumen (panelis). Jika nilai F hitung lebih
kecil dari nilai F tabel berarti yang sebaliknya
contoh : Panelis
akan menguji warna dari tiga jenis sirup dan responnya dituliska pada formulir seperti pada gambar
Nama Panelis :
Tanggal
Pengujian :
Jenis
Pengujian :
Jenis Contoh :
Instruksi : Berikan penilaian
terhadap warna contoh yang disajikan dan alasan singkat terhadap penilaian
tersebut
Penilaian
|
Kode Bahan
|
||
815
|
558
|
384
|
|
Amat sangat baik
|
|
|
|
Sangat baik
|
|
|
|
Baik
|
|
|
|
Sedang
|
|
|
|
Jelek
|
|
|
|
Sangat jelek
|
|
|
|
Catatan : 815 :
558 :
384 :
Cara Analisis :
Hal yang harus
dilakukan terhadap penilaian panelis tersebut adalah mengkonversikan hasil uji dalam suatu
skala numerik. Misalnya untuk warna sirup yang amat sangat baik diberi nilai 6
dan nilai 1 diberikan untuk warna sirup yang sangat jelek.
Maka hasil pengujian
tersebut dapat ditabulasikan seperti pada Tabel berikut
Panelis
|
815
|
558
|
394
|
Total
|
P1
|
3
|
2
|
3
|
8
|
P2
|
4
|
6
|
4
|
14
|
P3
|
3
|
2
|
3
|
8
|
P4
|
1
|
4
|
2
|
7
|
P5
|
2
|
4
|
2
|
8
|
P6
|
1
|
3
|
3
|
7
|
P7
|
2
|
6
|
4
|
12
|
P8
|
2
|
6
|
2
|
10
|
Jumlah
|
18
|
33
|
23
|
74
|
FK = = 228,17
JK Contoh =
- 228,17
=
14,58
JK Panelis = - 228,17
JK Total = 32 + 42 + 32
+ ... + 22 – 228,17
= 47,83
Daftar sidik
ragam contoh sirup
Sumber keragaman
|
db
|
JK
|
KT
|
F Hitung
|
F Tabel
|
|
5%
|
1%
|
|||||
Contoh
|
2
|
14,58
|
7,29
|
3,36
|
3,74
|
6,51
|
Panelis
|
7
|
15,16
|
2,17
|
|||
Galat/Kesalahan
|
14
|
18,09
|
|
|||
Total
|
23
|
47,83
|
|
|
|
Kesimpulan :
F Hitung < F Tabel
5% à Tidak ada
Beda nyata
F Hitung < F Tabel 1% à Tidak ada beda nyata antar contoh pada tingkat 1